Kamis, 18 Maret 2010

seni budaya indonesia

YANGI BUMI http://infosayangibumi.blogspot.com
Seni Budaya Indonesia dan Pengakuan Dunia
Cawi Setiawan
| 1 November 2009 | 11:34
2076
0
2 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat.

Senang dan turut bangga, membaca Kompas pagi ini dengan adanya lagi Seni Budaya Indonesia yang dapat pengakuan dunia melalui permainan Kolintang dan musik bambu secara massal di Stadion Maesa, Tondano, Sulawesi Utara pada hari Sabtu 31 Oktober 2009. Kedua seni musik tradisional ini sekarang tercatat dalam buku rekor dunia, The Guinnes Book World of Records.

Persyaratan minimal untuk dicatat dalam buku Guinnes World Records (GWR) musik tradisional ini harus dimainkan oleh 1.000 orang, namun pada pertunjukan tersebut Kolintang dimainkan oleh 1.223 orang dan musik bambu pesertanya bahkan mencapai 3.011 orang, Walaupun tidak menyaksikan secara langsung, namun dapat dibayangkan jika musik ini menjadi demikian ‘kolosal’ indahnya. Penyerahan sertifikat oleh perwakilan GWR, Lucia Sinigagliesi diterima pemrakarsa pergelaran, Benny J. Mamoto, Direktur Seni Budaya Sulawesi Utara, kemudian diserahkan kepada Bupati Minahasa, Vreeke Runtu.

Menurut Lucia Sinigagliesi, hasil penelitian tim GWR di London, Inggris, menunjukkan: instrumen, melodi dan irama pada kolintang dan musik bambu tradisional Indonesia belum ada yang menyamai di dunia. Oleh karenanya GWR mencatat keduanya sebagai wujud seni tradisi yang menakjubkan dunia.

Sebelumnya, pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik Indonesia oleh UNESCO PBB ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia tak benda yang mempunyai keunikan dan filosofi mendalam. (Baca juga: http://edukasi.kompasiana.com/2009/09/29/aku-cinta-produk-indonesia-dan-peristiwa-pemanasan-global/ ). Menjelang tanggal 2 Oktober, penulis turut merasakan ‘euforia Batik’ dimana-mana, karena pada sebagian besar sekolah mewajibkan siswa-siswinya untuk memakai Batik. Tapi bangga juga, kita pakai Batik dan melihat Guru dan siswa sekolah, pegawai Bank, penyiar TV dan yang lainnya banyak yang pakai Batik. Agar lebih memasyarakat dan tidak sekedar ‘euforia’ untuk selanjutnya pemakaian ‘baju batik’ sebaiknya dijadwalkan sebagai seragam tetap minimal 1 minggu 1 kali pada setiap sekolah, dan semua ujung tombak pelayanan umum baik pegawai negeri maupun swasta, dan kita pun juga bisa mulai membiasakan diri memakai Batik tidak hanya untuk kepentingan resmi, tapi juga sebagai pakaian sehari-hari setidaknya dipakai seminggu sekali. Dengan demikian Batik pun memang tidak terbantahkan, terlihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat di Indonesia, selanjutnya Batik bisa berperan sebagai bagian dari industri pariwisata Indonesia dan dijadikan ‘cenderamata’ asli produk lokal oleh turis mancanegara yang sedang berkunjung ke Indonesia.

Warisan Seni Budaya Indonesia yang tersebar di 33 provinsinya, sangat banyak dan sangat beragam, lihatlah kita punya alat musik tradisional seperti: angklung, bende, calung, gamelan, gendang Bali dsb, gong, jidor, kecapi, kenong, rebab, sasando, suling, tifa dan masih banyak lainnya. Selain pakaian Batik, kita juga punya: kebaya, baju kurung songket, kain tenun ikat, ulos, baju bodo, pakaian tradisional Dayak Bali sampai dengan ‘koteka’. Selain ‘Tari Pendet’ yang sempat ‘heboh’ dulu, masih banyak tarian tradisional yang lainnya seperti tari kecak, tari piring, tari saman seudati, meuseukat, tor-tor, topeng, tayub, wayang orang, ondel-ondel, cokek, jaipongan dan sebagainya. Pada bidang arsitektur, rumah-rumah tradisional Indonesia sebagian besar diberi seni ukir dan hiasan yang sangat indah, juga memiliki filosofi yang mendalam dalam setiap detail pembuatannya. Bangunan tradisional ini pada umumnya terbuat dari bahan yang ringan, kompak dan teruji oleh waktu serta kokoh dan kuat menahan bencana gempa bumi.

Perlukah pengakuan dunia bagi Seni Budaya Indonesia ?

Penetapan Seni Budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya dunia oleh PBB maupun pencatatan prestasi pada Guinnes World Records (GWR), selain wujud pemberitahuan dan pengetahuan kepada dunia luar (semoga tidak ada claim ganda lagi dari Negara lain), akan memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan industri pariwisata di Negara kita, Indonesia dan yang paling penting adalah sebagai catatan sejarah perjalanan Seni Budaya umat manusia agar tetap terus dikenal, diperlihatkan, dipraktekan oleh generasi penerus dan semoga tidak sekedar dikenang sebagai ‘kenang-kenangan’ bahwa di Indonesia pernah ada Seni Budaya ini dan itu sebagai nostalgia yang ‘tidak diwariskan’ oleh generasi penerus.

Semoga institusi pendidikan di Indonesia semakin peduli dan memasukan Seni Budaya Indonesia pada kurikulumnya tidak sekedar teori namun praktek dan pemrakarsa pertunjukan Seni Budaya Indonesia seperti Bapak Benny J. Mamoto diatas, akan semakin banyak dan kita tertantang untuk berprestasi terbaik dibidang masing-masing. Sebaiknya pemerintah melalui masing-masing provinsi secara berkala mengadakan lomba seni budaya tradisional dan pemenangnya selain mendapat piala, piagam penghargaan juga mendapat kesempatan tampil pada panggung hiburan di setiap obyek wisata secara terpadu, sehingga industri pariwisata dapat lebih menarik dan lebih maju serta Seni Budaya Indonesia tetap terjaga, dapat dilestarikan dan tidak dilupakan oleh generasi penerus.


Tags: warisan budaya, musik bambu, arsitektur tradisional, batik, tarian tradisional, UNESCO, Guinnes World Records, kolintang, seni budaya Indonesia, pariwisata, musik tradisional

seni budaya indonesia

t07

(dari www.bamu.dikmentidki.go.id )

OrkesTanjidor sudah tumbuh sejak abad ke 19, berkembang di daerah pinggiran. Menurut beberapa keterangan, orkes itu berasal dari orkes yang semula dibina dalarn lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, dekat Cibinong.

Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Dengan peralatan tersebut cukup untuk mengiringi pawai atau mengarak pengantin.

Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong.

Lagu-lagu yang biasa dibawakan orkes tanjidor, menurut istilah setempat adalah “Batalion”, “Kramton” “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak-tak”, “Cakranegara”, dan “Welmes”. Pada perkembangan kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu rakyat Betawi seperti Surilang “Jali-jali dan sebagainya, serta lagu-lagu yang menurut istilah setempat dikenal dengan lagu-lagu Sunda gunung, seperti “Kangaji”, “Oncomlele” dan sebagainya.

Grup-grup Tanjidor yang berada di wilayah DKI Jakarta antara lain dari Cijantung pimpinan Nyaat, Kalisari pimpinan Nawin, Pondokranggon pimpinan Maun, Ceger pimpinan Gejen.

Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung dalam wilayah Kabupaten Bogor, di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang.

Sebagai kesenian rakyat, pendukung orkes Tanjidor terutama para petani di daerah pinggiran. Pada umumnya seniman Tanjidor tidak dapat rnengandalkan nafkahnya dari hasil yang diperoleh dari bidang seninya. Kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, atau berdagang kecil-kecilan.

Oleh masyarakat pendukungnya Tanjidor biasa digunakan untuk memeriahkan hajatan seperti pernikahan, khitanan dan sebagainya, atau pesta-pesta umum seperti untuk merayakan ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan. Sampai tahun lima puluhan rombongan-rombongan Tanjidor biasa mengadakan pertunjukan keliling, istilahnya “Ngamen”. Pertunjukan keliling demikian itu terutama dilakukan pada waktu pesta Tahun Baru, baik Masehi maupun Imlek.

Perlu dikemukakan, bahwa sesuai dengan perkembangan jaman dan selera masyarakat pendukungnya, Tanjidor dengan biasa pula membawakan lagu-lagu dangdut. Ada pula yang secara khusus membawakan lagu-lagu Sunda Pop yang dikenal dengan sebutan “Winingan tanji”.


(dari pikiran-rakyat.com)

Berbagai jenis kesenian tradisional asli Sunda khususnya seni Sunda buhun nyaris punah akibat banyak ditinggalkan masyarakatnya sendiri. Sebagai seni yang menjadi kekayaan budaya lokal, seni Sunda buhun terus kehilangan penerusnya akibat para pelaku seninya kurang mendapat tempat dan dihargai publik, serta terdesak seni pop modern yang dianggap lebih menarik.

Guru Besar Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Yus Rusyana mengatakan, kondisi tradisional Sunda buhun saat ini secara berangsur mulai menghilang. “Dewasa ini generasi muda lebih menyenangi seni yang datangnya dari luar dibandingkan kesenian asli milik bangsa sendiri,” ujarnya, dalam acara Rembuk Tokoh Sunda, Menggali Akar Budaya Sunda Buhun, Senin (14/3) di Aula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Jalan R.E. Martadinata 209 Bandung.

Acara itu dihadiri sejumlah tokoh seni dan budayawan Sunda, seperti Prof. Saini KM, Prof. Dr. Karna Yudibrata, Dra. Hj. Popong Otje Djunjunan, Nano S., Euis Suhaenah M. Hum, dan Pengurus PB Pusat Pasundan Daum.

Kang Yus –demikian Yus Rusyana akrab disapa– menegaskan bahwa saat ini seni budaya Sunda terus mengalami pergeseran. Bahkan seni Sunda buhun yang merupakan seni leluhur sudah sulit ditemui. Padahal, seni budaya Sunda buhun dikenal sangat kaya nilai. Mulai dari hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan mausia lain, hingga hubungan manusia dengan alamnya.

Untuk itu, Yus sangat mendukung berbagai upaya pelestarian seni budaya Sunda. “Jika tidak diantisipasi dengan langkah-langkah pelestarian, kekayaan tradisi tersebut akan tinggal menjadi sejarah,” ujarnya.

Sementara Dra. Hj. Popong Otje Djundjunan mengatakan, untuk membangkitkan gairah para pelaku seni budaya Sunda buhun perlu diberikan semacam rangsangan. “Selama ini penghargaan terhadap pelaku seni sangat jarang, padahal para seniman tidak meminta imbalan berupa materi terhadap upayanya melestarikan seni turun temurun. Mereka hanya ingin ada semacam pengakuan dari pemerintah,” ujarnya.

Seni budaya Sunda buhun semakin ditinggalkan masyarakat karena dinilai monoton sehingga tidak memiliki daya jual yang menarik. Kondisi itu diperparah oleh tidak adanya dukungan publik dan modal dari pemerintah sehingga jarang bisa ditampilkan lagi di tengah masyarakat.

Untuk melestarikan seni budaya sunda buhun yang terus menghilang, Ny. Popong mengusulkan agar diselenggarakan kegiatan semacam ekshibisi atau tontonan secara resmi. Seni yang digelar tidak hanya berupa seni ibing (gerak–red.) tetapi juga seni tabeuh (pukul), maupun seni sora (suara).

Selain itu untuk menentukan bahwa seni tersebut merupakan seni Sunda buhun perlu ditetapkan kriteria. “Untuk menentukannya saat ini sangat sulit karena seni Sunda sudah banyak mengadopsi seni dari luar,” ujarnya.

Hal senada dikatakan seniman, budayawan dan guru seni di STSI Bandung, Nano S.. Ia mengatakan, seniman Sunda buhun dewasa ini sangat tidak dihargai lagi, tidak saja oleh masyarakatnya sendiri tetapi juga oleh pemerintah. “Kalau memang masih mendapat tempat, bila sedang pentas pasti akan ditonton. Pemerintah daerah pun sering menganggap para seniman itu menjadi beban,” ujarnya.

Dikatakan Nano, dalam beberapa tahun kebelakang seni budaya Sunda buhun dapat dipastikan akan menjadi barang kuno bila tidak segera dilestarikan dan dikembangkan kembali. “Untuk itu kiranya dalam memahami seni budaya Sunda buhun tidak dikaitkan dengan akidah atau agama yang selama ini sering menjadi pagar antara boleh dan tidak,” ujar Nano. (A-87)***


(dari http://cianjur.go.id/)

Saat ini, Tembang Cianjuran kerap menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah pertunjukkan kesenian pada acara-acara penyambutan tamu bagi masyarakat Sunda, seperti pernikahan ataupun khitanan. Alunan suara sekar (sinden) yang merdu diiringan instrumen kecapi dan suling membuat suasana lebih anggun, santun, khidmat dan penuh dengan ramah-tamah. Sehigga para tamu yang datang pasti akan hanyut terbawa suasana yang ada. Jika dikatakan Tembang Cianjuran adalah musik sunda yang memiliki warna musik begitu mempesona, anggun, lembut dan halus. Hal tersebut memang sangat erat hubungannya dengan cikal bakal dan perkembangan Tembang Cianjuran.

Seni Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta rasa dan karsa Bupati Cianjur IX, R. Aria Adipati Kusumaningrat (1834-1861), atau lebih sering dikenal dengan sebutan “Dalem Pancaniti”. Namun dalam penyempurnaannya hasil ciptaannya tersebut, dalem Pancaniti dibantu oleh seniman kabupaten yaitu: Rd. Natawiredja, Aem dan Maing Buleng. Ketiga orang inilah yang kemudian mendapat izin Dalem Pancaniti untuk menyebarkan lagu-lagu Cianjuran.

Pada zaman pemerintahan R.A.A Prawiradiredja II (1861-1910), seni Tembang Cianjuran disempurnakan lagi aturannya. Dengan ditambah iringan suara kecapi dan suling, maka lahirlah Tembang Cianjuran yang dikenal sampai saat ini.

Tembang Cianjuran pada awalnya merupakan musik yang penuh prestise para bangsawan. Oleh sebab itu, kehadiran Tembang Cianjuran pada awalnya diperuntukkan bagi para pejabat atau masyarakat kelas tinggi. Dan karena itu juga tempat pertunjukkannya selalu berada pada pendopo-pendopo kabupaten. Biasanya untuk acara-acara resmi penyambutan tamu bupati atau upacara-upacara resmi hari besar nasional.

Namun dalam pertumbuhan dan perkembangannya seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat Tembang Cianjuran telah menjadi begitu akrab dimasyarakat. Tembang Cianjuran yang tadinya hanya dapat dinikmati oleh kaum bangsawan, berkembang menjadi musik yang berakar pada tradisi kerakyatan. Kini, Tembang Cianjuran sangat mudah ditemui dalam acara pesta-pesta perkawinan masyarakat cianjur (Sunda).

Penikmat Tembang Cianjuran memang tidak sebanyak jenis kesenian lain, seperti musik pop. Tetapi peminat dan penikmat Tembang Cianjuran cukup signifikan. Beberapa seniman seniman Tembang Cianjuran mengembangkan yang tidak terbatas lagi pada Kacapi Suling Tembang Cianjuran tetapi juga Kacapi Suling Pop Cianjuran.

Meski ditelan badai modernasi Tembang Cianjuran termasuk jenis kesenian yang masih mendapat respon positif dari masyarakat global, kehadirannya diterima baik oleh semua pihak. Baik masyarakat lokal maupun internasional ikut serta melestarikan warisan budaya sunda ini. Buktinya, sampai saat ini masih banyak dijumpai para mahasiswa asing yang serius mempelajari kesenian Tembang Cianjuran. Beberapa diantaranya adalah mahasiswa berasal Amerika Serikat, Norwegia , Eropa, Jepang, dan negara Asia lainnya.

Mempelajari Seni Sunda Tembang Cianjuran tidaklah terlalu sulit, walupun tidak semudah mempelajari Seni Sunda Angklung misalnya. Tingkat kesulitan mempelajari Tembang Cianjuran bergantung pada grade atau level saat mereka mencoba memainkan alat musik tersebut. Seorang pemula yang belum pernah sama sekali memainkan alat musik tembang kecapi suling cianjuran kira-kira akan memakan waktu 3-6 bulan untuk memainkan jenis musik yang diinginkan.

Rasanya kurang pas jika seseorang hanya mempelajari bagaimana memainkan instrumen-instrumen dan olah vokal Tembang Cianjuran saja. Sebab seni ini memiliki kekayaan budaya yang tersimpan. Salah satunya adalah kandungan arti yang tersimpan di balik syair-syairnya. Dalam setiap syair-syairnya sang penikmat dapat menemukan sebuah vocal wisdom (kearifan vokal) berupa alam yang harmoni, keseimbangan, rendah hati, kasih sayang, kebijakan dll. Peminat Tembang Cianjuran dituntut untuk mengungkap pesan-pesan yang tersimpan dalam isi syairnya. Tembang Cianjuran kini menjadi pembeda di tengah hingar-bingar budaya pop yang semakin mengglobal.

Tembang Cianjuran sangat kental dengan identitas kesundaannya. Akan sangat disayangkan bila para generasi muda mulai meninggalkan kesenian ini. Di tengah krisis kehilangan identitas bangsa ini, ada sebuah pertanyaan yang patut di kemukakan: Jika orang asing dengan serius mempelajari Tembang Sunda Cianjuran, masih adakah alasan bagi generasi muda untuk meninggalkannya?.

(Edri Wilastono, S.Sos., Pelaksana Seksi Pelayanan & Informasi Kantor Informasi dan Komunikasi Kabupaten Cianjur) **Dari berbagai sumber**






Blo

pelajaran komputer

bet + / -
20 M
Buku Panduan Pelajaran Komputer SIP-2.pdf download

76 KB
Pelajaran dari Pasal 76.pdf download

35 KB
Pelajaran Politik Pilkada Kota.pdf download

80 KB
Mendiknas Sadari Lemahnya Pelajaran MIPA.pdf download

28 KB
Pelajaran dari koruptor untuk mahasiswa.pdf download

128 KB
Lagi Soal Pengadaan Buku Pelajaran.pdf download

211 KB
Pelajaran dari Pilpres Putaran Kedua.pdf download

46 KB
Bencana Itu Tak Pernah Menjadi Pelajaran.pdf download

201 KB
Pelajaran dari Pilkada Depok (Topo Santoso).pdf download

102 KB
Guru Dominan, Pelajaran IPA Kurang Diminati.pdf download

200 KB
JADUAL URUSAN PENDAFTARAN MATA Pelajaran DAN.pdf download

183 KB
Perbaikan Pelajaran Sejarah Tak Cukup Hanya Mengganti Kurikulum.pdf download

187 KB
Ratusan Pelajaran Tawuran di stasiun UI, Puluhan Terluka, Tiga Masuk RS.pdf download

11 KB
ANALISIS KONTEN GAMBAR PESERTA DIDIK DALAM MATA Pelajaran SENI RUPA DI TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS.pdf download

208 KB
Inilah Para Lulusan Universitas Indonesia 2006 dengan Prestasi Terbaik (3); Nyaris IPK Sempurna, Terganjal Pelajaran Kuliner.pdf download

227 KB
Bab 14 Implikasi Desentralisasi Sistem Kesehatan Masyarakat dan Paket Agenda reformasi Kesehatan (Pelajaran Menarik dari Filipina Bagi Indonesia).pdf download

28 KB
Komputer.pdf download

28 M
Komputer.doc download

11 KB
d3 Komputer.pdf download

326 KB
slta Komputer.pdf download

60 KB
Komputer CAD.pdf download

78 KB
juruteknik Komputer.pdf download

38 KB
Borang Komputer.pdf download

37 KB
juruteknik Komputer.doc download

64 KB
Pelatihan Komputer.pdf download

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Last
Last 10 book searches: » pelajaran komputer sd » body mekanik dan posisi1 » format surat edaran resmi » us gaap vs ifrs pwc » kebenaran ilmu pengetahuan » lowongan cpns depag bantul » modello cud 2010 editabile e archiviabile gratis » semua tentang naruto hokage 4 » labor law in cambodia » trik menyusun puzzle kubus
Related Searches: » pelajaran komputer untuk sma » pelajaran komputer untuk tk » buku pelajaran komputer smp » pelajaran komputer untuk sekolah dasar » buku panduan pelajaran komputer sip 2 » buku panduan pelajaran komputer sip-2 » buku pelajaran sd » mata pelajaran sd » soal pelajaran sd » pelajaran sd ipa » pelajaran sekolah sd » pelajaran sejarah sd
Terms and conditions Submit Pdf Links Free Pdf Search Engine